Jeritan Jeritan Bergaung


Keributan di Keruh Udara Malam

seorang perempuan muda menyanyikan lagu immigrant song
suaranya hendak meloncat dari kepungan musik
yang padat dan riuh seperti gemuruh mesin pabrik
gemar memburu keringat buruh yang terhuyung
nasibnya dalam menjangkau bulan bulan

sesekali tangan perempuan itu mengepal
seperti seorang pendemo di depan gedung parlemen
minta kenaikan tunjangan bagi penganggur
ditambah ingatannya pada seseorang
menjelma sebuah pisau membelah malam
dan gambar laki laki yang suka ketawa
yang dulu hanya rajin datang minta jatah preman
seperti pendatang gelap yang memalak fasilitas
sedangkan tak pernah bayar pajak pada negara

lagu selesai dinyanyikan tapi ada yang tak berakhir
masih ada jeritan jeritan bergaung memanjang
masih bermunculan ledakan ledakan
tapi bukan dari terbakarnya balon udara
entah siapa mereka yang berada di dalam tubuh
perempuan berambut ikal dan blonde itu
telah diusir dengan bantuan ratusan pemabuk
tapi tak mau pergi juga
dan terus bikin keributan di panggung remang
dalam kepalanya dan terus teriak

Ah-ah, ah!
Ah-ah, ah!
We come from the land of the ice and snow*


Bekasi, 20 Juni 2022 

Keterangan:
akhir puisi petikan lirik lagu Immigrant Song dari grup band Led Zeppelin




Ada yang Ketinggalan di Lagu Carrie

musim dingin yang dikirimkan musik
dari sebuah lagu menggigilkan kamarku
entah bagaimana tersaring logika
aku di pulau jawa sementara irama itu
berhembus dari wilayah eropa

sebuah lagu adalah pintu masuk
ke ruang kenangan masa lalu
ada sepoi angin dan suasana sedikit lain
karena hari ini tak pernah benar benar sampai
untuk meraba paras hari kemarin

tapi ajakan terlampau merdu
dan tak kuasa menolak gebu
seperti ada pemandu yang mengarahkan
pada rute jalan yang mesti ditempuh
meski kadang terbit kata aduh
menemui nukilan tatapan yang serupa bubu
dan memancarkan siluet biru

belum usai kau baca cemas di mataku
belum selesai kubaca waswas di matamu
seperti labirin yang amat rumpil berliku
tak sampai sampai untuk temukan
jalan keluar bagi percakapan
meski hanya untuk sekadar bilang
kita di sini, hari ini

bagaimana mesti kubilang selamat tinggal
karena selalu ada yang ketinggalan
di dalam lirik lagu yang mirip
dengan larik larik puisimu

ya masih ada yang ketinggalan
dan aku tak akan berangkat tanpamu
yang betah menghuni bilik lagu
maka biarlah kubisikkan padamu
akankah berpihak waktu

“maybe we’ll meet again”*

Bekasi, 8 Desember 2021 

*petikan lirik lagu Carrie dari grup band Europe




Sendiri Mendengarkan Lagu Alone

sebuah radio adalah perawat kejutan
karena tak pernah tahu lagu apa
yang akan diputar
apakah sampai irama habis
atau dipotong suara penyair
yang sok merdu

saat gerimis malam minggu
aku belum menemukanmu
bahkan sekadar mereka reka namamu
basah dan dingin kamar kos
tempias dari gelisah yang mencurah
menghadapi kota yang keras
dan gedung gedungnya yang apatis

setelah lagu selesai
heart telah berlalu dengan alone
dan aku terkejut masih punya hati
yang mau menampung bisikan dari balik dinding
“teruslah berjalan hingga kau temui manismu
lewati tepi alun alun dengan alon alon”

Bekasi, 8 Desember 2021 




Apakah Hotel California Akan Membikin Wonderful Tonight

“Welcome to the Hotel California
Such a lovely place
Such a lovely face”


kota los angeles sedang gerimis
orang orang berjalan setengah berlari
sebagian pakai payung dan mantel
serta harapan yang tak boleh lemas
dalam guyuran cibir yang dingin

ada suara dari lubuk waktu lalu
yang datang menumpang malam
tetapi hanya riuh sesaat saja
dan keputusan bukan keputusasaan
karena putaran jam selalu ke kanan
ke arah spektrum kemungkinan

sejoli laki laki dan perempuan
tak terkurung usia dan tetaplah remaja
karena kemabukan cinta selalu saja
lebih memucuk daripada mariyuana
bikin sering lupa tempat dan waktu
juga lupa telah habis berapa belanja
yang ada tawa dan lenguh manja

api tercipta dari gesekan
pertemuan dengan keinginan serupa
memercik bara dan meletuplah nyala
menghangatkan kamar dari hajaran musim
lalu tergelar pesta yang mekar berletupan
seperti kembang api yang tak berhenti
dan cermin pun piawai merangkai
bermacam permainan metafora

adiksi dan afeksi adalah perangkap cerdik
tersusun dari serat renik transparan
tak sediakan pintu keluar

tujuh tujuh
gemuruh berpeluh
luluh tubuh

dengan mata setengah terbuka
terlontar ucapan yang mirip gumam:
“You were wonderful tonight”

Bekasi, 18 Januari 2022

Keterangan:
Awal dan akhir puisi adalah petikan lirik lagu Eagles & Eric Clapton.



Bagikan:

Penulis →

Budhi Setyawan

Panggilannya “Buset”, lahir di Purworejo, 9 Agustus1969. Mengelola komunitas Forum Sastra Bekasi (FSB) dan Kelas Puisi Bekasi (KPB), serta tergabung dalam Komunitas Sastra Kemenkeu (KSK) dan Komunitas Sastra Setanggi. Bekerja sebagai dosen di PKN STAN, Kementerian Keuangan. Saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *