Dalam Siur Debu


Munajat Rumput

aku berlindung
dari dingin embun dan hujan,
sebab rintiknya
segala ragu mulai menghijau.
aku berlindung atas terik matahari
dari sisa mendung menjelang sore
sebab setelah ini tinggal sunyi
yang berdiam dalam mimpi.
aku berlindung
dari keraguan halimun
yang bermalam di dua pagi
yang menyebar bau renum
ketika kau jauh pergi.

Lebeng Barat, 2023




Menyisir Malam

sayang, telah kukisahkan
tentang wajahmu
yang bercermin
di siur angin.
ada gerai yang tak selesai
pada pekat rambutmu
ada sulung rindu
yang bimbang dalam temu.
dingin ini,
dingin musim gugur
yang bersiur sepanjang saur
membuatmu bangun
melirik rupa lain
dari siur yang kubikin.
tapi malam ini
tinggal serpih nasib
yang bimbang
di gelap yang raib.

Lebeng Barat, 2023




Antara Hujan Dan Ingatan

di jendela kamarku
tergambar samar rupamu
hujan mengingatkanku
pada segala yang pernah kita rasa.
rindukah itu?
yang gemetar di rimbun pohon
kau terpana melihatnya
seperti perjumpaan awal kita.
dan apakah kita akan berjumpa
seperti hujan dan ingatan
membasahi rindu
dalam siur debu.

Lebeng Barat, 2023




Siang Ini

kemudian ruang itu membuka pintu
suam sampai pada ingatan
bercerita tentang gelap dan harap
yang hilang dalam nikmat.
lalu kau masuk
kutemukan bayangan tubuhmu
tercecer di kaca jendela
seperti cahaya dibalut gelap
setelah cinta berdiri tegap.
dalam telingaku
perlahan suaramu hilang
dari jauh, kemungkinan semakin tak acuh
pada langkah, dalam resah
yang terpeleset ke segala arah.

Lebeng Barat, 2023

Bagikan:

Penulis →

J. Akit Lampacak

Nama Asli dari Moh. Wakit. Lahir di Sumenep, Jawa Timur, pada 2000. Mahasiswa jurusan Teknologi Informasi IST Annuqayah. Bergiat di Lesehan Sastra Annuqayah (LSA). Karyanya sudah dimuat di berbagai media, buku puisi tunggalnya bertajuk Lampang 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *