Waktu Akan Mencuci Tanganmu


Air Mata Para Petani

Kata orang tanah kita tanah surga
Kayu tongkat dan batu jadi tanaman
-Koes Plus

Di warung makan aku terdiam lama memandang
sedang kata-kata padam terbenam dalam renungan
mencium aroma nasi panas di pucuk jemari tangan
ternyata berasnya bau keringat petani Vietnam
sedangkan tempe goreng yang menjadi menu idola
dompetku dan juga dompet 100 juta orang Indonesia
ternyata kedelainya ditanam oleh petani Paman Sam
sambal tomat yang membuat mata petani merah dan marah
ternyata cabainya dipetik dari kebun petani Argentina
satu porsi makanan yang tersaji di depan mata
ternyata menjalani satu jalan yang panjang
sebelum mendarat di perutku dan perut orang Indonesia
seperti panjangnya sungai yang membawa air mata
para petani hingga ke pangkuan samudera raya
beginikah nasib para petani yang hidupnya digarami
air matanya sendiri



Perihal Bunga Mawar

Bunga mawar yang luput yang berserakan di jalan itu
hanyalah bunga, kata perempuan itu sambil berlalu.
Siapa yang sudah menelantarkan cinta? Siapa yang sudah
menabur air mata? Kata penjual bunga itu.
Kemudian dipungutinya setangkai demi setangkai –menyumpahi.



Keramahan Cinta

Membayangkanmu hanya mempertegas rasa sakitku
waktu akan mencuci tanganmu bekas lumuran darahku
ke mana kau sembunyikan pisau bekas jantungku itu?
karena cinta melulu bersembunyi di balik keramahan kata
kemudian tangis akan selalu mencuci sepasang mata kita



Mungkinkah Kau yang Menitihkan Air di Mataku

Kusambut gugur gerimis yang ramai di beranda itu
kubiarkan kesunyian yang lebat mengepung malamku
akankah rembulan tiba dan tergelincir di punggung pagi itu?
apakah kau yang barusan melintas di antara asap rokokku?
atau mungkinkah kau yang menitihkan air di mataku?
tanyaku sambil menyesap kesepian pada dada malam yang
pekat itu.



Hujan Sore Ini
: Revallina

Sayang, apakah kau melihat
langit murung sebab mendung?
Jika sore ini hujan turun
aku ingin berteduh pada tubuhmu

Hujan sore ini ialah alasan
bagi mata yang ingin bertemu
bagi bibir yang kering dan layu
sebab kemarau rindu itu

Lagi hati yang pedih
dan resah karena pisah
Sayang, hujan sore ini ialah alasan
kenapa aku harus pulang.



Apalah Artinya Surga Tanpamu
: Revallina

Apalah artinya surga tanpamu
seperti Adam dulu akulah lelakimu
yang kesepian itu.

Mungkin saja benar lelaki pandai berdusta
tapi Tuhan mengampuni dosa hamba-Nya
Yang sedang jatuh cinta.

Jika Suatu Malam Nanti
: Revallina

jikalau suatu malam nanti kita bertemu
akan kuseka ragu yang kukira menghalau
kita untuk melepas dahaga: mereguknya
dengan kata atau tatapan mata.




Bagikan:

Penulis →

Arian Pangestu

Menulis fiksi dan nonfiksi. Tulisannya dimuat di Radar Surabaya, Pikiran Rakyat, Bangka Pos, Solo Pos, Medan Pos, Pontianak Post, Banjarmasin Pos, Suara Merdeka, Malang Post, Bangka Pos, Padang Ekspres, Minggu Pagi, Koran Merapi, Media Indonesia, Koran Jakarta, Harian Analisa, Republika, Tribun Jateng, Harian Rakyat Sultra, Radar Tegal, Satelit Post, Media Jatim, Tanjungpinang Post, Geotimes, dan Suara Kebebasan. Novel perdananya Lautan Cinta Tak Bertepi (2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *