Cerpen →

1. Arte Sesampainya di sebuah studio lukis, tempat kau menetap

MALAM semakin pekat. Bagimu, waktu terasa berjalan lambat, hingga kamu

LELAKI itu tak pernah mempedulikan warna senja yang dibicarakan berlebihan

SEPERTI pada pagi yang biasa, pukul tujuh kurang lima belas

“Aku mau pulang! Aku rindu Ibuk!” MAYANG sesenggukan. Sebelumnya ia

SI BURUH angkut menarik nafas panjang lalu menghempaskannya sekuat mungkin

Rojali Desa kami jauh dari kata nyaman bagi orang yang

NAMA saya Rosihan, saya pengebom ikan dari Negeri Kepulauan. Setiap

MALAM itu ceramah Miq Tuan Haji dipenuhi dengan ancaman kematian,

BIOLA kepunyaan Maria Delena terus bersenandung di malam buta. Suaranya