Definisi Lain Puisi
Puisi adalah jalan lain yang dipilih
untuk bahagia
Puisi adalah catatan lain yang ditulis
untuk keabadian
Puisi adalah bunga mekar yang tumbuh
di bebatuan waktu
Puisi adalah lubuk terdalam
dari sungai rindu
Puisi adalah pertemuan antara
saya dan engkau
Indramayu, 2019
Memilih Warna Hujan
Sore pun ditumbuhi hujan
Tetes-tetesnya menjadi daun
Payung pelindung bunga
Hujan hari itu memiliki banyak warna
Saya pun memilihkannya untukmu
Biru muda seperti warna gaun
yang kaupakai
Saya pun memeluk tubuh hujan
Hangat seperti nyala puisi
Daging kelinci bakar
Hujan adalah bahasa yang tercurah
Doa-doa yang dipanjatkan
Dan cara Tuhan menjawabnya
Indramayu, 2019
Epos Kita
Kita ceritakan hanya dalam puisi
tentang buah rindu,
epos kita dalam rahasia dulu.
kau matahari kehidupan hangat.
Pada cahaya prisma yang terpendar jatuh
diam-diam saya temukan,
Tadi malam membuka tulisan kau
seribu ingatan tergantung,
bait-bait rindu di dinding kenangan.
Bahkan segelas susu manis
tumpah di aliran bibir,
kita menyelam ke dasar kolam.
Daun, ranting, dan putik
dipeluk desir angin,
bunga-bunga mekar bergetar.
Melimpah buah anggur merah
daging belarik-larik,
memerasnya menjadi lagu cinta.
Indramayu, 2019
Omeros Kita
I
Seusai perbukitan itu, kota-kota kecil,
dan pelabuhan yang juga kecil,
di sanalah omeros kita.
Dermaga bagi pelabuhan jiwa
sebelum lautan kehidupan
segenap riak ombak dan gelombangnya.
Sebuah bahtera masih terpancang,
esok atau lusa kita akan berlayar
berenang bersama ikan.
II
Tahun adalah kebersamaan kita
bumi yang berkeliling bagai jarum jam,
menuliskan perjalanan itu.
Kucium harum waktumu,
meraba bagai laba-laba menyulam jaring
barak yang melambungkan mimpi.
Semilir angin menggeraikan daun matamu,
mengantar bau gerimis ke luar jendela
jatuh di taman bunga.
III
Saya menyadari tak lagi membuatkanmu puisi,
Membacakan dongeng sebelum tidur
atau romantisme epos gilgames.
Januari telah jauh kita tinggalkan
aih, tak terasa Desember menebal bagai salju
mengangkat kesadaran kita.
Cahaya di permukaan sungai,
memantulkan bayangan kita
dengan senyum bahagia
Indramayu, 2019
Hamlet Kita
Dalam redup sorot lampu
Kita menaiki tangga panggung
Apa yang harus diperankan
sebenarnya?
Kita tak sedang mementaskan
tragedi bukan?
Dan skenario itu adalah
dawai-dawai yang menegang
Saya mengandaikan gema
segera mereda
Dan perlahan adegan musim semi
mengganti aroma guguran
Lihatlah kebun yang kausulap
di atas pentas
Malam masih sejauh perjalanan
Memetik garis riuh tepuk
Indramayu, 2019
Lagu Cinta Kita
Mari kita menulis lirik
Larik-larik pelangi bergetar di bibir
Saat tatapan saling memberi kasih
Seperti matahari dan bulan
Bagi putaran bumi
Mari kita ke taman bunga
Memetik dawai pada tangkai gitar
Serbuk sayap lebah naik turun
Mendendangkan harum nada
Madu terkapar di bibir cangkir
Saya di sini memeluk bulan yang kau peluk
Kau di sana mengiris daging buah mangga
Manisnya seperti puisi
Kita bersama dendangkan asmara
Di padang rumput, pepohonan, dan bukit kekasih
Dan akan selalu ada waktu untuk itu
Indramayu, 2019
Hari Remaja Kita
Dengan banyak cinta hari remaja kita
Seperti paruh burung memecah biji-biji buah
Melemparkannya pada tanah ohon liana
Merambat ke langit dunia
Dengan bendera cinta
Menebar kibar di mana-mana
Kepada saya kaubuatkan sekeranjang bunga
Memberi keindahan surga di kamar
Sewangi puisi yang kaubaca
Mari meneguk matahari cinta
Atau menggigit rembulan biskuit
Kita menjadi remaja selamanya
Indramayu, 2019
===========