Burung Foniks
: terilhami karakter tokoh manga one piece, marco.
mungkin aku telah dikutuk venus di masa lalu
menjadi burung foniks yang mencintaimu
tercipta bukan dari tanah suku
melainkan berulang bangkit dari abu
dan semenjak dilepas seorang pengarang
di dadamu yang bidang kubuat sarang
sebab tak ada jalan bagiku pulang
selain hanya patuh simbol dan lambang
maka aku terbang di luar ruang-waktu
tiap rindu sayap kukepak melipat penjuru
lalu maukah kau pergi denganku
menghuni mitos yang nyata itu?
2020
Mulut yang Pandai
Menyembunyikan Suara
–kepada akila.
mulut kita
terlalu pandai menyembunyikan suara
di dalam angin, di tebal halimun,
atau di dalam besek pecel
yang dijajakan itu
hingga diri kita lupa bertanya
di kedalaman telaga itu tersimpan apa
aku ingin memberitahumu
di dadaku ada sebuah kota kecil
yang sedang membangun peradabannya kembali
setelah hancur berkeping di masa lalu
andai kau mau menjadi ratu
mungkin,
kau juga ingin bercerita hal lain
tentang penyair yang payah membuat syair
atau pengamen dan gelandangan
yang diusir dari sebuah rumah makan
tetapi mulut kita
terlalu pandai menyembunyikan suara
hingga sekian waktu kita habiskan
dengan tak satu pun kata-kata
dan lebih khusyuk menyimak
semesta debar dalam dada
2020
Kepada Siapa
Dewasaku Berkaca?
dan setelah semua kegagalan yang
kulalui ini, kepada siapa dewasaku berkaca?
bapak? bukan. bapak adalah seorang yang prigel
wajahnya seperti cahaya yang memancarkan firman taala
sedangkan ibu, adalah seorang yang pandai matematika
menghitung apa pun menggunakan rumus rugi-laba
yang hasilnya selalu sama dengan dosa & pahala
lalu, kepada siapa dewasaku berkaca?
simbah kakung? bukan. betapa bodoh diriku
menyejajarkan kunang-kunang dengan lampu
|siapa pun tahu mana yang lebih terang
di ruangan gelap itu. apakah uti? ah,
uti adalah seorang ahli suluk
pahala seperti ingin ia keruk
kemudian setelah semua kegagalan yang
kulalui ini, kepada siapa dewasaku berkaca?
Mataku hanya mengembara keluar jendela
berharap menemukan sesuatu di jauh sana
tetapi selain menyisakan perenung & sunyi
rahasia & teka-teki, malam yang kujadikan kaca|
tak bersedia
memantulkan apa-apa
2020
Peluru waktu
mengapa masih ongkang-ongkang,
wahai saudaraku?
Negeri ini kenyang perang
nasi telah disabda jadi pedang
petani menanam ranjau di sawah-sawah
mengairinya dengan darah
pemuda membantai ahli syair
sebab kata-kata dan cinta
nyatanya tak lebih memabukkan
ketimbang anggur dan bir
dan lihat! tak ada lagi yang ditakutkan
kebaikan adalah kebalikan|
mereka hanya saleh di unggahan
tetapi sembahyang di perempatan
menggibah dan begadang
ayat & sabda sebatas sampul nasi bungkus
hampir seperti tisu di kakus-kakus
mitofobia dihapus dari kamus
bicara pahala dianggap mengada-ada
o, mengapa masih ongkang-ongkang,
wahai saudaraku?
Betapa waktu sedang memburumu
seperti peluru!
2020