Dusta dan Cinta Penyair Palsu

Penyair Penuh Dusta

Aku baca yang dia tulis, kudapati dusta
penyair itu telah berdusta melalui kata
sebab berkali-kali aku melihat kenyataannya
semoga Tuhan mengusir nyawa penyair itu, tak putus aku berdoa

Aku benci pada semua penyair di muka bumi
pada penyair jangan kau percaya lagi
kumohon dengan segala sujud siang dan malam,
sekata pun jangan kau percayai

Aku juga telah berdusta kepadamu
tapi aku tak pantas kau sebut penyair
aku mengutuk kepalsuan dalam segala syair
mereka semua para penyair adalah penipu




Penyair Botani

Penyair-penyair botani menanam kata dalam puisi
ia pinjam segala macam pada makna tumbuhan
dari akar ke batang, pada daun dan ranting sampai jatuh buah ke bibir

Aku akan pergi memetik kata di kebun penyair botani
kata-kata di kebun itu terserang hama, segalanya meranggas
tangis penyair botani membanjiri tanah, menggenangi kebunnya
kata-kata yang kita tanam akan menghadapi bahaya sendirian




Penyair Kasmaran

Pipi penyair itu semerah ceri
sajaknya manis dan lembut serupa bibir si gadis
berkali-kali si penyair menulis sajak cinta
aku membacanya dengar air mata mengalir

Tapi dengan sajak, gadis itu tak percaya
dia si penyair kasmaran, menulis sajak itu untuk semua gadis
jangan pernah percaya pada penyair
mereka mencampur dusta dan cinta dalam sajak

Kurenggut sajak penyair kasmaran itu
kulepaskan kata demi kata yang ia lekatkan
gadis yang kasmaran, pujaan penyair
kini ia mempercayai kata-kataku bahwa sajak cintanya palsu




Penyair Bersajak Satu

Sebutlah ia penyair, sajaknya satu
orang-orang kampung mengutuknya
ia memungut kata-kata penyair pendusta
memolesnya sampai jadi sajaknya yang satu

Batu-batu terbang dari langit membawa api
dia penyair bersajak satu mesti dilenyapkan
penyair-penyair tua menyiram air ke langit
aku lesatkan si mata angin ke arah jantung penyair

“Matilah! Matilah kau penyair bersajak satu,” sumpah orang ramai.




Pengakuan Penyair Palsu

Jangan! Aku memang penyair palsu, tapi adakah penyair asli?
gunting dingin menempel di sajak, memutuskan tali pusarku
gelap sudah jalan pra-penyairku, tapi adakah penyair asli?

Pengakuanku, kau catat!
di sini aku bertanya-tanya pada semua
yang telah kutulis. Di mana penyair asli itu?

Aku penyair palsu
mencuri sepenggal kata dari bait sajak lama
bukankah itu juga penyair asli lakukan




Bagikan:

Penulis →

David Utomo

Selain puisi, ia juga menulis cerita pendek dan cerita anak. Kini tinggal di Sumatera Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *