Kubayangkan Segala Pelukan


TETAP PERGI

aku tetap pergi, setelah pamit
ingin mengejar jejakjejak hujan
yang berlari di depanku. sebelum
dimakamkan di ladang terbentang

ingin kubayangkan segala pelukan
di dekat gerbang halaman
          rumahmu, tadi kala langit
cahaya. bintangbintang terjaga
daundaun jadi mata kucing
          berbinarbinar

di kelopak mataku, tumbuh kotakota
yang juga disiram hujan
kakikakinya memburuku di belakang
di depanku ia menghadang

aku tetap pergi
menuju jejak hujan
kemarin kausimpan

2025




SELAMAT PAGI, BUNGABUNGA MEKAR

selamat pagi, bungabunga mekar di taman
jalan masih cahaya oleh lelampu. dan
kafekafe tetap gemuruh; kau pun pulang
dengan tubuh kapal yang letih

pagar halaman terkunci. bagai pencuri
kau sijingkat memasuki rumah. mencari
tubuh rapuh – tubuhmukah itu? – yang
panjang di jalan (yang sedikit mengecup
isi rumah dan kelak
disemayamkan
sebagai rumah duka)

segala diam
dan ditangiskan!

2025




TANGANKU MASIH MAMPU MENULIS RINDU

sebelum kau datang sudah kusiapkan
untukmu: pintu yang telah terbuka,
kursi yang sepi, segelas teh hangat — bukankah
tak menyenangi kopi? — juga percakapan yang
kurajut untuk menemani rindu ini

biar pun malam atau subuh kau baru tiba, selalu
pintu rumah yang terbuka. kusiapkan air hangat
untuk segelas teh — jika pun sesekali kau ingin
kopi akan kuseduh, tanda bahwa aku memang
menyediakan terbaik untukmu. bahkan sedu
yang lama kutimang ini

aku tahu, kau tak membutuhkan rayu. tapi tanganku
masih mampu menulis rindu
pohonpohon di halaman sudah pula memberi
buah. mungkin kau kau mencicipi..

2025

Bagikan:

Penulis →

Isbedy Stiawan ZS

Isbedy Stiawan ZS, sastrawan kelahiran Tanjungkarang, Lampung. Sampai kini ia menetap di kota kelahirannya itu. Pada 2025, dua buku Isbedy telah terbit, yaitu buku puisi “Satu Ciuman, Dua Pelukan” dan kitab puisi esai “Elegi Galian Tambang”, dan masih menunggu juga sehimpun puisi esai “Hikayat dari Negeri Konoha”.

Isbedy juga telah menerbitkan buku kumpulan cerpen, di antaranya “Andai Kau Jadi Ikan”, “Perempuan di Rumah Panggung”. Selain itu, buku puisinya adalah Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan; Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang; Ketika Aku Pulang; Masuk ke Tubuh Anak-Anak (Pustaka Jaya, Bandung), Biografi Kota dan Kita diterbitkan basabasi (April 2023), dam Puisi Buruk yang Diuntungkan (Siger Publisher, Juni 2024), dan Saru Ciuman, Dua Pelukan (Istana Agency Yogyakarta, Januari 2025).

Buku puisi Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua masuk 5 besar pilihan Majalah Tempo (2019) dan Kini Aku Sudah Jadi Batu! terpilih 5 besar Badan Bahasa Kemendikbud RI (2019). Kerap diundang jadi pembicara, baca puisi, workshop, dan orasi budaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *