Menghafal Sajak yang Kau Tuliskan
serupa cinta yang kutempuh berulang
kau huruf lapar, berebut mendung makna
seketika lupa cium pertama:
rindu mengalir ke tebing-tebing kening
cinta menempuh mata, bersitatap warna
kukenang rute tubuhmu yang dulu
rahasia dan penuh liku
berebut sajak, kau ingin mencari jejak penyair
hilang dalam arus malam, setiap kata adalah anak-anak yang lupa arah pulang
bertamu ke bibir maha ranum, ada bahaya yang tak ingin lekang kau kenang
bayang-bayang yang tak gentar mengejar kelana perempuan petualang
Surabaya, oktober 2019
Musim Kata-Kata, Kau Tengok Ibu
ibu yang rindu, mencari kamu
kamu yang puisi, dicari aku
antara larik-larik sahaja. diammu arus
lebih mungkin mencintai perihal yang tak dikatakan
musim kata-kata, bunga bermekaran
langit cumbui waktu. ibu yang rindu
temui aku, makamkan bayang bocah nakal
merengek minta susu
surabaya, oktober 2019
Kilometer Rindu
sajak ini membiarkan dirinya bebas menafsir
kekasih, sunyi rekah dari bola matamu, menandai gairah
terbakar rindu di hulu sungai jantungmu
penyair, mereka yang terjaga
diangsur kata-kata, bergegas meramu bahasa
ke dalam jalan sunyi pertapa
apa kau cari, kenangan
menandai ribuan jejak kita yang tandas
diperam air mata luka
: tubuh yang khusyuk
membasuh keinginan fana
atas nama kata-kata
apa kau cari, penyair
darah kitab puisi yang terbunuh kesepiannya
atau bayang-bayang lampau terkenang tanah kepulangan?
surabaya, oktober 2019
Sajak yang Penghujan
di manakah semayam terakhir cinta yang dikultuskan
selain laut terkubur pada bola matamu
seseorang menyeduh kopi
mengingat kekasih
berbaring musim
di pangkuannya
cinta akan lengkap
tanpa celoteh rindu
kita lebih dulu hafal
sajak yang ditulis
bait-bait hujan
surabaya, oktober 2019
Pembaca Air Mata
karena kesedihan
membacamu
seperti puisi
aku ingin jatuh
luruh, mengeja kitab-kitab
pengisah nubuat sunyi
karena kesedihan
gigih mencari celah
memahamimu seutuhnya
aku ingin sebuah sajak
ditulis atas nama air mata
surabaya, oktober 2019
Bibir yang Puisi
duh, bibir siapakah?
menanam sinyal rindu
apakah ia puisi
yang diksinya seksi
apakah ia kekasih
dengan kata-kata yang dahaga
mengucap perumpamaan kisah
di bibirmu, serupa kesakralan
puisi yang sunyi
surabaya, oktober 2019
Berguru Kata-Kata
mula kukenal sajak
kata-kata saling berontak
melawan
tak ingin diam
apakah sajak
adalah pertapa
mencari belukar cahaya
apakah sajak
adalah rahasia musim
mencari rumah singgah
sepulang pencarian
alamat tuhan
surabaya, oktober 2019
Kitab Senja
puisi ini hadir
dari kerahasiaan cium
mula-mula adalah cinta:
dari heningnya kau baca tuhan
menebar bibit-bibit hujan
menggulung sedih sendiri
surabaya, oktober 2019
Surat Terakhir
hanya sajak
yang mengetuk jantungmu, perlahan
nganga malam membuka tabir penciptaan
dari sajak ini, segala yang luka
menemu jawab
hanya sajak
menulis frasa murung dua pejalan
sedih siapa? kata menjelma larik mati
segala yang fana
bermuara dalam sajak
hanya sajak
surabaya, oktober 2019