Demi Waktu
demi waktu. aku meminta kekasihku jauhkan dari air mata
setiap kepulangan dari perantauan ia selalu ke taman kenangan
membawa air mata dan aku tak sanggup melihatnya
yang berkelebihan tak bisa dihadiahkan dengan kebahagiaan
Gili Raja, 2020
Hujan Kata-kata
hujan kata-kata membuat daun dada berbunga
lalu, kata-kata siapa yang kau petik
hingga aku dingin dalam kelopak bunga
yang tak ingin luka di waktu nyala
hujan mana yang kau turunkan
sebab yang terjadi kelopak jadi layu
dari sekian lama kau bertandang
daun-daun pun menetes
lebih baiknya tak ada hujan
dari pada hujan yang tak pasti
hanya menumbuhkan tanaman yang akan mati
Gili raja, 2020
Dari Awal Tumbuh
tak mengenal segala mana, hanya tahu sebuah nyawa
melihat lambaian-lambaian di sekitar
yang diterpa angin lenggak lenggok kanan-kiri
bahagia seperti menari-nari, lalu patah
melihat tumbuhan di sekitar kebun ada yang menyiram
semakin lama semakin pula tumbuh dan berbunga
bermain-main dengan angin yang membuat orang-orang
bisa dingin, lambaian jendela daun aku suka ia berdoa
lalu angin pergi datang hujan membawa kesakitan
yang berawal dari kebahagiaan lalu pergi
datang matahari yang membawa kehangatan
dari suatu kesakitan, lalu terbenamlah matahari
aku pohon yang sejak tumbuh tak mengenal apa
aku pohon yang mencoba bermain yang pernah
dimainkan oleh tetangga bermain dengan hujan
angin, matahari, dan kegalauan alam
hingga aku pohon yang lupa waktu
pada hujan aku diajari tentang kedinginan
pada angin aku diajari tentang merasakan sakit dari patah
pada matahari aku merasakan panas, pada kegalauan alam
aku diajari untuk merasakan ke tidak persahabatan
antara alam dan aku,
aku pohon yang merasakan segala jejak perjalanan
yang menyakitkan berkepanjangan.
Gili raja, 2020
Ikuti Saja Alurnya
meski yang kujalani dua jalur
kau tak usah risau dengan pecah ingatan
yakini saja tahap-tahap apa yang menjadi impian
jika ada pertanyaan seperti ini;
“kau berjalan di tubuhku untuk apa?”
untuk melihat seberapakah kekuatannya
di sana pula ada suasana dengan rias bunga
seumpama di antara dua jalur
ada salah satu yang patah
di sana ia tak sampai pada harumnya kembang
aku tak akan memilih satu dari keduanya
jika itu terjadi barangkali aku diberikan kehancuran
lantas seakan-akan aku mencari kecantikan
di antara keduanya jika ada akan kubawa
tidak, aku tak selayak itu dan belas kasihan itu ada
aku hanya memilih siapa yang paling kuat
di antara keduanya dan siapa yang paling lemah
di antara keduanya
kuat ia akan selamanya bersamaku
lemah ia hanya mencicipi kebanggaan pahit kemudian
jika di antara keduanya sama-sama kuat
akan kujalani dengan jatah satu malam-satu malam
agar ada kesamaan antara keduanya
di situ pula tak ada pertengkaran bersama
Gili raja, 2020
Membuka Jendela
aku mencoba membuka jendela hati
segala sesuatu yang datang dan yang pergi
di musim hujan angin-angin menguntai
hujan pun datang membawa rinai hujan
lalu menepi pada jendela hati
angin datang dengan sejuk mawar
menjadi suasana seperti orang bercinta
di musim matahari datanglah sinar yang menyinari
ruang hati, memantulkan bayang-bayang sunyi
tapi lama-kelamaan membuat jendela nyeri
antara musim hujan dan matahari sebuah peristiwa
yang mengajari sakit pada jendela
yang bersungguh-sungguh membuka tanpa jeda.
Gili raja, 2020
Sebagai Malam
kasih jika malam membawaku sempurna
aku tak butuh bayang-bayang di waktu siang.
Sebelum ufuk jadi suasana warna tinta
aku ingin berkata dengan umpama;
sudah nyata waktu malam, tapi tanpa bintang dan rembulan
akan tetap dinamakan malam
tak akan dikatakan suasana siang
kasih aku sebagai malam agar kau paham.
Gili raja, 2020