Kekal
Di antara bunga yang dipetik dan asingnya derma
adalah yang tak terkata
Ennui
Meski malam akan berlalu
Ini kembara senyap
mengguncang bayang-bayang trem
di kabut aspal
Aku melihat kepala para supir taksi
mengantuk
Leyeh
Karpet
Setiap warna memuai dan merentang
ke dalam warna-warna lain
Menjadi lebih mufrad jika kau melihatnya
Mungkin sebuah Sungai*
Halimun yang membercaki kita
Mungkin sebuah sungai yang terlahir di sini
Aku mendengarkan nyanyian Sirene
dari danau di mana ada kotanya
* Ungaretti menjelaskan bahwa halimun itu mengubah Milan menjadi danau yang ‘seperti khayalan’ mengingatkannya pada danau Mareotis, dekat Alexandria.
Pesakitan
Memaut bak dahaga burung-burung pipit
Di atas fatamorgana
Atau bak burung puyuh
Sesekali lautan membekas
Tak ada lagi
Keinginan untuk terbang
Binasa di belukar perdana
Tapi hidup bukan untuk meratap
Bak uang emas buta
Tentang Afrika
Matahari merampas di sepanjang kota
Kami tidak lagi bisa menatap
Bahkan makam yang sudah lama ada
Enyah*
Segaris asap
mengambang ayal
di jarak cincin tawang
Gemerincing tumit tepukan tangan
dan dihiasi lengkingan clarinet
dan tawang kelabu
menyepoi gigil gelisah
bak merpati
Dalam buritan emigran Suriah yang berjoget
Di haluan lelaki muda yang mufrad
Di malam-malam Sabtu ini
para Yahudi
di bagian-bagian itu
memboyong
maut mereka
melalui pilinan selongsong
tak menentu
lorong-lorong
cahaya
Putaran air
seperti raket dari buritan
telah aku dengar dalam bayang
yang
lelap
*Ungaretti meninggalkan tanah kelahirannya, Alexandria, menuju Perancis. ‘Di bagian-bagian itu’ mengacu pada Alexandria.