Kata yang Mencarimu

Syahid cinta

bagaimana mungkin dia yang menyembunyikan
dan merahasiakan cintanya akan tersiksa

di hari kemudian, sedangkan hari ini
dosa dan doanya meleleh oleh cinta dan rindu

yang ditanggung sendiri, binatang tunduk
di telapak kakinya, awan menaungi jalannya
menuju rumah kekasih tanpa alaskaki

kekasihnya bagai gagak putih
seputih cahaya
terbang berputar-putar di atas kepalanya
dia bagai tiang listrik, kurus terkikis

bagaimana mungkin dia akan tersiksa
di hari kemudian, sebab dunia dia penuhi cinta

2020


Aku Menemukanmu

aku mencintamu sembilan kali
setelah itu kutinggalkan cintamu

mulai berjalan
mencari cinta yang mesti.

Sampai pada cinta kesepuluh
aku menemukan dia
di ruang sunyi
menunggu
dengan segelas anggur di tangan
untukku
setelah menempuh
jalan wanita tua

dia, cermin cintaku
dan pancaran cintamu
aku menjadi ada

2020

Makam Suwung

cahaya bulan jatuh
di makam bernisan
batu paling tinggi makam raja

tetumpuk batu dengan satu nisan makam harta
begitulah kami terka, agar sejarah tetap terjaga

ini bisa jadi perbuatan iseng orang dulu
agar kami memiliki sejarah sendiri
dan orangorang terlalu percaya,
mereka datang dengan segala cara
memohon agar tercapai semua maksud.

2019

Di Puncak Bukit Suwung

tubuhku dipeluk dingin
dari balik bukit lain purnama terbit
menyorot cahaya keemasannya

deras arus sungai cahaya
di kejauhan sana
kerlip cahaya matamu menjulang
ke langit abu bagai fajar kadzib

2019



Do’a Ibu

tuhan yang kaya kata
jika anakku sudah dewasa
dan pandai memilah kata
jadikanlah kepolosan
dan keluguan
di atas katakatanya

2019



Aku dan Kata

aku adalah kata yang mencari tempat kembali
kata adalah aku yang sudah menemukan dirinya

2019



Kampung Halaman


kampung halamanku yang dulu lucu
dan lugu, tinggal remah di ingatan terdalam.
ia pandai menanam gedung,
mengembala macet dan merawat banjir.

kampungku yang dulu lucu dan lugu
memiliki halaman sendiri
di majalah wisata, majalah bisnis,
di baliho-baliho, jalan ke sana
begitu mudah semudah waktu yang berlalu

2019



Bagikan:

Penulis →

Chaidir Amry 

Lahir di Suradadi, 14 Juli. Mahasantri di Pondok Pesantren Anzys, Kediri. Puisi-puisinya pernah dimuat di Harian Umum Haluan, Linikini.id, Banjarmasin Post, Bali Post, Suara NTB, Radar Mojokerto, Litera.co.id. Magrib.id.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *