Sampai Waktu Tiada


Yang Dekat

Kuhayati hidup
kujadikan rahasia
segala luka yang
tak cukup kuat membunuhku

O, tapi toh,
Aku akan mati juga

kuhayati hidup
begitu tuhan dekat
kematianku menjauh

2021




Di Dalam Gelap

Membayangkan kesedihan
Kesedihan tak punya bayang-bayang
hanya batang takdir yang gelap
dan kamu
bahaya dan cahaya

Kita hidup sekali melintas
melintas kelok atau menanjak
sampai waktu yang tiada

Aku memimpikan ketiadaan
ketiadaan mungkin tidak ada
tetapi, dalam satu kelok gelap ini,
kamu ada dalam ketiadaan

Membayangkan kesedihan
aku ada dalam bayangan dan kesedihan
tanpamu
bahaya dan cahaya

2020




Di Kampung Halaman

di tepi sawah ini
di tepi nasib
angin jauh datang
lalu menjauh
dan sunyi kian dekat

ada cemas yang dikandung pagi

apa boleh buat
di tepi hidup
atau mungkin di tepi kematian
kita pun padi tak pasti ini

2020

Di Bawah Ketapang Tepi Jalan

Ingatan kecil
udara yang datang darinya
masa lalu yang tiba

kita tiba-tiba terkenang
segalanya tumbuh

kau yang pernah berdiri di sini,
manisku,
peluklah kesabaran ini
dalam kesadaranmu
jauh di sana

2021



Tirakat

Barisan bouraq kata
melesat kepada zat yang tahir

Zat yang tahir,
aku pinjam puisi ini untuk menjangkau-Mu

bayang-bayangku
ingin lebih cepat dari
segala kealpaanku

2021


Di Alis Pantai

Makassar
adalah
kita
yang disentuh cinta pertama

akan tetapi
di alis pantai kota ini
sekumpulan janji
saling mengkhianati:
pisang, api
timbunan, matahari
cincinku, cincinmu

2021



Bagikan:

Penulis →

Fitrawan Umar

Lahir di Pinrang, 27 Desember 1989. Penulis buku puisi Roman Semesta dan novel Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *