Tak Terelakkan Ledakan Ledakan

Mexico 1920
: andy summers

jumpalitan kisah kisah
menuju mata pembaca
seperti suku suku terasing mencari
wilayah baru untuk dikenali

jaguar dan batu giok pun bertemu di langit
bercakap cakap bersama matahari
membicarakan hutan hutan yang raib
digulung musim yang dihasilkan
dari mesin bangsa bangsa
dengan dilabeli cinta

maya dewa tetap disebut sebut
dalam nyanyian yang lirih
ditulis di lingkar tembikar oranye
sebagai warna fajar atau petang
semburatnya menembus ke getar nadi
peradaban yang dikucurkan dari ramalan
putaran kuasa tak habis habis
dengan hiasan sengketa tarung
terus berdenyut mengurung

alir darah di piramida persembahan
apa bedanya dengan tequilla dan mariachi
mengucur ke kerongkongan dunia
yang tak pernah usai haus
meminta segala asin pertemuan
dan kemeriahan bayang bayang

mantra mantra kuno disuling
diaduk dengan bumbu masa depan
menjelma slogan propaganda
menetes lalu menderas menjadi ledak serbuan
dan hambur tikaman
pada silsilah nama nama
yang selalu disebut seteru

hingga para pendatang gemar membaca
sejarah yang ditumpahkan di pikiran
: seri almanak revolusioner

Bekasi, 6 Juli 2021 




Writing on the Wall
: anekdoten

karena langit terlampau jauh
dari tangan dan hanya angan
yang sesekali menyimpan
biru dan dinginnya

beruntung ada dinding
yang sediakan tubuhnya
untuk menerima cinta
yang memang sulit dicerna
oleh patung patung kegemukan
di lingkar remang sabda sabda

karena tak banyak lagi wajah
yang menangkap suara sekitar
hanya lengking hasrat sendiri
yang telanjur mengisi telinga
seperti lagu yang terus diulang ulang
kian hafal pada permintaan
dan gemanya

kekuasaan kekal adalah mitos
yang terus dibumbui bualan
menembus ruang ruang pertemuan
seperti anggur di gelas emas dan perak
tetapi kegelisahan akan remuk tampuk
telah menyala sebagai ramalan

dan tak terelakkan ledakan ledakan
menjadi kenyataan kisah yang dikabarkan
seperti terlalu cepat topan menerpa
hingga kekerasan riwayat
porak poranda dan sulit dikenali lagi
sisa sisa percakapannya
tentang siasat dan muslihat

pun cemas yang meluap
melupa pada gugusan doa dan mantra
hingga hilang bangunan bangunan
yang berabad abad menguasai panorama
raib wujud dan labas musim musim
yang dinyalakan dari karat napas para martir

Bekasi, 4 Oktober 2021 




Fanfare for the Common Man
: emerson, lake & palmer

siapa yang mencatat teriakan orang orang yang
sedang kebingungan mencari jalan riwayatnya.
apakah tersedia mimpi edisi terbaru sebagai lampu,
yang memberikan kisah baru tapi bukan dongeng
saat ini. karena pergolakan akan tetap ada dan
telah disepakati sebagai selebrasi bagi dewa dewa.
dunia butuh sengketa untuk memakmurkan
kehendak bebas dan melengkapkan cerita dari
fragmen yang mendesak di balon fantasi.

orang orang berpacu seperti nada ribuan instrumen
berkejaran hendak menuju telinga yang telah
dipenuhi suara dari dunia lain. terlalu banyak komet
dan meteor ikut mengisi garis di telapak tangan,
seperti hendak menghubungkan kumpulan titik yang
memanjang di layar persepsi. orang orang itu pun
memencar mencari persinggahan di kisah kisah
drama yang memanggil dari balik wajah keriuhan
musim. maka mengapunglah kata kata di udara.

bukankah masing masing sosok akan lepas tangan
dan menunjuk cakrawala di kejauhan. keriuhan akan
pulang pada akhir lagu dan hanya ada senyap yang
terbata bata memberitakan kenyataan. begitu banyak
orang tak ke mana mana, lebih memilih masuk ke

dalam tubuhnya sendiri dan berpawai sambil berkata:
aku menunggumu di jalan negara, dengan kepala
terbuka, mempertanyakan kemungkinan kemungkinan
yang segera.

Bekasi, 30 Oktober 2021




Eruption
: focus

apakah suara angin dari benua lain sampai padamu
karena ada kisah yang akan membuka lapis lapis pandangmu
fantasi akan menguliti masa lalu
ke dalam area pertarungan dengan aneka warna
dengan tentakel memanjang ke horizon

adakah ledakan ledakan pertemuan mengagetkanmu
dan mengatakan padamu bahwa langit masih bertelinga
betapa semburan hasrat atau gulungan serapah
akan menjadi awan, menjadi burung, menjadi satelit
yang mengapung di udara, di keluasan khayalmu

memanjang ucapan yang sebelumnya disembunyikan
ruang gelap di bawah timbunan musim
di bawah tekanan pekat larutan
dari ideologi yang dipaksakan dengan bibir senapan
dan hanya menghasilkan sindrom kesangsian
pertanyaan tentang kebebasan yang tertunda

latar belakang panorama abad abad
akan berganti juga dengan aneka relief
bermacam pemberontakan yang menemu momentum
di lingkaran cinta dan kemanusiaan
menjelma pergulatan seperti bola salju
yang makin membesar dan menggelinding
ke ruang terbuka yang telah kepanasan
oleh kata kata dari mulut mulut berasap

Bekasi, 30 Oktober 2021 





Meditation
: uli jon roth

mengalir maka mengalirlah
suara suara panggilan
juga jeritan kita yang perlahan
berjalan mengumpulkan hening
bukan lagi kata
bukan pula nada
gambar gambar peristiwa
melebur oleh pendar
cahaya paling dalam
yang terus ada
tetap ada

lalu kita menyusun ruang
percakapan diam
diri di dalam telentang telanjang
dan merasuk ke dalam putaran
ke hulu pusaran
meliuk ke lingkar getar
lalu menjelma butiran butiran renik
menyerpih ke antariksa
mengerlip napas
mengapung melayang
bebas

di semesta keajaiban
kita pun bukan siapa siapa

Bekasi, 7 November 2021 




Another Brick in the Wall (Part 1)
: pink floyd


apakah peristiwa peristiwa hanya cerita
tanya pink pada pagi
yang tak lelah bekerja
untuk menjadi ruang masa kecil

hanya lingkar gegas gaduh
mengerumuni kepala kanak itu
memadat menjadi bata paling diam
lalu bertumpuk oleh pertumbuhan apatis
yang subur dan monokrom

apakah malam dapat sembunyikan
asap mesiu dan ledakan ledakan
kemelut perang dunia ke 2
yang datang dengan gerak lambat
dan pukulan lembam
di kota kota yang luka parah
di kota kota yang tak ingin masuk
ke dalam buku sejarah

adakah tembok
hanya kekerasan yang menyekat
atau kuasa menyerap
keringat kecemasan kanak
dari tahun tahun yang cepat menua

ritmis gerimis tak benar benar membasahi
tanah tempat berdiri
dan pink masih mencari tangan ayahnya
yang keberatan oleh monumen petuah

Bekasi, 29 September – 1 Oktober 2021 





Take Another Piece
: lost symphony

denting nada berjingkat
ketukan pada senyap yang gemar hinggap
di tingkap khayal

ada yang mendesak ke dalam ruang tafsir
perjalanan nasib seperti lagu
dengan partitur tak tampak
hanya napas yang menuntun gerak irama

bukan pelarian atau pengalihan
penuh riuh kata dan kadang nganga jeda
bauran visual terlapis asap hasrat
kian memuai penyebutan tilikan

bagian lain seperti cahaya
samar di antara ranting persepsi
dan pertanyaan tetap sama
apakah ada tanda yang menuntun pada kata
dan mewujud renik getaran

ada panggilan bersahut sahutan
dari mana arahnya belum tertera
seperti melingkar lingkar
di arena pacuan kuda detak dada
lalu melesat ke petala cakrawala

kota kota tak beda dengan gua
yang memerangkap musim
dan menggantikannya dengan tren
sementara siluet ketertundaan
memanjang di kusam trotoar waswas
paras psike tak terbaca

saat lagu menuju koda
ada yang berkata nyanyian baru dimulai
: sepertinya waktu sedang berada di ruang lain

Bekasi, 25 Juli 2021 





Bagikan:

Penulis →

Budhi Setyawan

Budhi Setyawan atau Buset, lahir di Purworejo, 9 Agustus1969. Menyukai musik dan puisi. Koleksi pita kasetnya menjadi inspirasi untuk menulis beberapa puisi bertema musik. Bekerja sebagai dosen di PKN STAN, Tangerang Selatan. Mengelola komunitas Forum Sastra Bekasi (FSB) dan Kelas Puisi Bekasi (KPB). Instagram: busetpurworejo. Saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *