La Force
Yang membuatku sederhana.
Warna kelabu yang melekat pada mimpi perempuan itu
Dapur, di antara tulang, juga di antara tetesan
Pohon willow yang berjongkok untuk menanam
Sebuah bohlam: aku sudah merencanakannya. Kebanggaan
juga kegembiraan, katanya. Aku tak lagi memiliki harga diri.
Dari tipisnya halaman rumput; sebab kelebihan makan,
Membuat mawar itu melambat lalu muntah di atas pupuk pada perkakas
Rumah lama itu. Sekarang kartu itu robek.
Ia tak lagi mampu untuk makan, juga tak mampu meraih
tangga⸻Hidupku adalah tanggunganku. Si perempuan
yang bersama anjing pemburu itu
Tiba, tapi bukan untuk menyakiti.
Karena akulah yang merawatnya.
Meridian
Selat Long Island
yang lelap: tanpa angina
yang mendesir ceruk
Di cahaya yang landing
Seperti, berhenti
Ketika hilang, dua perahu di hari Minggu
Tunggu,
Lumpuh, atau damai
Apa pun itu, lalu matahari yang kering
Tenggelam hingga akhirnya serangga bersekutu
Menjadi kabut, nyamuk-nyamuk itu
Mendesir di atas lautan lumpur.
Untuk Florida
Melayang ke arah selatan di atas
Rumah-rumah kecil yang ganas menyusuri
Daratan. Melewati Carolina, di mana
Tumbuh dan mekarnya mulai
Dari bawah awan mereka berdenyut bebas, memberi kita
Makan daging lapis beku. Kami punya pilihan.
Di bawahnya, musim yang berputar; tahun-tahun
Yang menggulung ke belakang menuju kaleng
Seperti film, tampaklah kesilapan itu,
Untuk menguji dan sunyi. Tanda itu
Menyala. Seorang tua rebah dan kejang
Di seberang lorong. Pikirannya
Akan menjadi utuh di kala waktunya. Di terminal itu
Kesehatannya akan menghampirinya.
Sebuah Memo dari Gua
Sayang, kau adalah burung yang kedap udara,
Tikus cokelatku
Yang digantung terbalik itu berdalih
Di atas papan pasak
Dan pot yang menjuntai
Ayamku sedikit;
Kebohonganku merangkak di lantai
Seperti keluarga, tapi larva mereka tak akan
Meninggalkan sarang ini. Aku membiarkan
Kasur yang putus asa itu
Menggantikanmu
Dan membasahi
Seprai kami yang berlapis
Lalu, saat semuanya berakhir,
Bau busuk dari jari-jari
yang waspada itu hidup.
Sulung
Beberapa minggu sudah berlalu. Tapi aku menangguhkannya,
Tak ada yang berbeda bagiku, seperti sup kaleng yang terkelupas …
Kacang polong asam itu berada di periuk mereka.
Melihat bawang merah yang sepi itu
Mengambang seperti Ophelia yang dilapisi minyak:
Bersama sendok yang gelisah itu, kau tampak lesu.
Lalu bagaimana? Apakah kau membutuhkan perawatanku?
Tamanmu yang menua berubah menjadi kumpulan mawar,
seperti para biarawati di tahun lalu
yang membawaku pada altar …
Kau tak mampu menatap. Aku lihat
Cinta itu berganti, anak laki-lakimu
yang berliur di bawah gelas itu lapar …
Makan kami sudah cukup.
Hari ini tukang dagingku mengarahkan pisaunya
Pada daging sapi kesukaanmu. Tapi aku menukarnya
dengan kehidupanku.