Bait-bait Syair Penghabisan

Waqof

Anak-anak murojaah di atas sajadah
lawatannya suci dan bersihkan geram.
sujudku khusyu dan taat.
peri-peri di nadiku mengamini ayat terakhir.
bila waqaf lazim, denyutku berhenti.
bila waqof washol, denyutku berlanjut

Yogyakarta,  Februari 2021




Sesal

Dahulu, ibu sebegitu tegar menggarami lautan
saat matahari belum terbit, sendal jepit telah terlilit

Dengan telapak kaki gilas serupa amplas, ibu berjalan ke padasan
basuhi sekujur berurutan, sucikan badan, juga batin.

Ketika dari mushala lantunan barjanji menggema
kaki ibu terseret di tanah bebatuan, membentuk irama

Aku menyimak dengan khusyu berpeluk dada:
bilakah ibu kembali tiba?

Sampai pada suatu tonggak matahari
keranda telah siap dari bilik rumah

Siapakah yang tengah disucikan dengan air padasan?
pertanyaanku mengambang, seperti awan menjelang hujan.

Yogyakarta, Oktober 2020




Di Ladang Kematian

Di tengah ladang jelang kematian
barisan lelakut mengamini api
lewat angin pohon-pohon mengirim isyarat

Di tengah ladang jelang kematian
ada yang tengadah dengan tergesa
melawatkan bait-bait syair penghabisan

Dengarlah kidung tubuhku yang tak berpintu
lewat syairnya kau masuk menggambar maut
dengan serpihan abu.

Sunyi mengubur hidup-hidup
sunyi menabur kemboja
sunyi membakar jerami para gembala

Orang-orang sibuk bertafakur
orang-orang sibuk menggali
merobek tanah merah dengan doa-doa
Sebab kehilangan adalah kesunyian yang panjang

Yogyakarta, Desember 2020




Menunggu Kematian

Kita menunggu kematian
rentetan kisah panjang hanya angin lalu
sejuk bagimu
hunjam bagiku

Setiap hari kita dengar barisan suara kematian
nyeri
nggegirisi
juga kalut kepada maut

Dalam ramalan cuaca 26 derajat celcius hari ini
hujan ringan
meretaskan harap sembilu
raga nyaris beku

Yogyakarta, Juli 2021




Rindu II

Hujan deras
tol melambat
rindu kepada anak melaju cepat

Kasih ibu jadi kasih iba
langit mengamini dengan tangis
mataku berdzikir dengan retas

Yogyakarta, Maret 2021




Merantai Kabut

Dalam lingkaran kabut
semburat wajahmu
terpendar di antara relung hati
sepi menyatu dalam misteri

Lihatlah, awan tak seputih janji
laut semburat biru
tak sebiru luka nganga tanpa jeda
tereja aksara tanpa makna

Jika ujung tanduk adalah pijakan akhir
aku memilih terhempas
bersama embun yang retas
jadi kabut sunyi tanpa bekas

Manado, 2 September 2016




Berkaca kepada Awan

Mereka yang tak pernah lelah
bersama mimpi lepaskan beban
mengurai harapan tuk kembali jadi awan

Pada sauh mereka berlabuh
pada matahari mereka meniti
berarak bagai perompak
menuju barisan bukit
janjikan arti kesetiaan

Tunjuklah satu gumpalan
mereka cukup tahu
bagaimana cara bertahan
tanpa harus tahu jalan pulang

Manado, 2 September 2016




Bapak

Pada malam yang merdu
aku menikmati dengkurmu
 ̶ seperti masa kanak yang terlewat
pada kopi yang pekat
kau jaga mataku

RSUD Sleman, Mei 2021




Tandus

Di pematang paling subur,
tubuhku tandus dikoyak derita

Di tanah paling gembur,
batinku digenangi kesunyian

Sleman, November 2017






Bagikan:

Penulis →

Nora Septi Arini

Lahir di Bantul 10 September 1987. Tinggal di Baturan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Sangat menyukai dunia pendidikan, musik, sastra, dan teater. Lulusan dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini tengah menikmati peran sebagai ibu dari dua putra dan guru di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, aktif di Kelas Puisi Bekasi (KPB), Deklamator Indonesia, Kelas Menulis Daring (KMD), serta aktif memandu acara sastra radio bertajuk Goresan Pena di Sapen Radio.

Beberapa karyanya pernah dimuat di Koran Minggu Pagi, jurnal Littera Taman Budaya Jawa Tengah 2008, majalah Kuntum, antologi puisi guru se-Indonesia Senandung Puja Anak Bangsa 2020, antologi puisi Bengkel Sastra Guru 2020 se-Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Bahasa Kemdikbud, Koran Kedaulatan Rakyat, Basabasi.co, Imajisia, majalah Horison, antologi 100 puisi terpilih lomba cipta puisi Hari Puisi Indonesia 2021, dll.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *