Sebelum Segalanya Menjadi Buta
sebelum segalanya menjadi buta
kau peluk satu persatu cerita masa kecil
yang telah merelakan tubuhmu menjadi kenyataan
seperti malam yang mengubur diri
menjadi mimpi-mimpi kecil
melepas doa-doa yang mungkin kau lupa kata pulang senantiasa lebih tenang
menyediakan catatan menyibak perdu cinta paling memabukkan
tetapi, tak ada yang mampu menguak halimun:
menyiasati lekuk takdir malih menjadi tangis
dalam perwujudan yang perlahan menggetarkan sekujur tubuhmu
tak ada bahasa yang mampu kau ucap
selain memeluk tarikh dari titian sunyi ke sepi
merelakan semua yang telah terjadi
mengamini ketidakpastian
di luar diri sendiri
2022
Pagi di Sebuah Taman
esok pagi tiba
huruf-huruf memanggul kalimatnya
menuntunmu ke sebuah taman
kau temui seorang gadis cantik
tersenyum kepadamu
bunga mawar di sampingmu merekah
tersenyum hangat memandangimu
menerjemahkan seluruh isi hatimu
pada hari itu juga kau tak ingin menerjemahkan kata cinta lagi
kau hanya ingin tersenyum sesekali tertawa
menandai perjalanan yang nyaris abadi
berdiri tegak memelukmu:
lebih erat dari biasanya
2022
Seperti Hikayat yang Rela Menebas Kesunyian
hanya kabar kosong yang tiba memelukmu
waktu menyusun hari-hari seperti biasanya
jari-jari telah menarik ulang sebuah kisah
mendamparkanmu pada sebuah lorong
yang tersisa tinggal cerita batu-batu
sekali waktu roboh diterpa gelombang
seperti hikayat yang rela menebas kesunyian
menandai aroma kisah yang nihil dari kesetiaan.
apakah masih ada degup yang mampu
mengantarkanmu ke pintu-pintu kebahagiaan?
malam menyisakan punggung yang retak,
ingatan telah raib ditelan ketidakteraturan
barangkali yang masih tersisa kini adalah senyum simpul,
sesekali menjadi terik matahari:
memanjakan seluruh dari yang pernah kau temui
dari kesaktian-kesakitan maha dalam
di seberang kota, orang-orang terlelap
menampar dingin yang menyiut pada kulit
merebahkan masa depan yang bertabrakan
menjadi segara bagi kisah buangan
roda waktu tak lagi berputar
tinggal sepasang hari menenun amarahnya
selepas itu juga kau tak lagi ditemukan
dan runtuh dari keterbacaan
dunia kembali lagi, langgam yang gagap
dan ia tak lagi mau mengerti apa yang sedang terjadi
2022
Imperium Masa Kini
seribu pertanyaan meledak di jalan-jalan
sejumlah alamat telah menghapus dirinya sendiri
tubuh waktu telah menjelma
imperium masa kini
kian memucat dan sekarat
langit hanya membisu
tak dengar lagi suara masa depan
kau terlelap bersama nyali yang tumbang
di tanah ini
kau hanya ingin tinggal
menyerap segala buih kabar ilalang
yang tumbuh
di sebuah kota yang dingin
didekap cuaca
tanpa memikirkan
esok hari harus menjadi apa
2022
Pertanyaan Klise Tentang Hidup
dengan sedikit kantuk yang membusuk
kau rebahkan sedikit mimpi di langit kamar yang pecah
tinggal warna penanggalan
yang sedia menjadi karib yang ringkas
sesekali membentangkan pertanyaan klise
terdiam membingkai mana yang kelak
akan sampai pada kemungkinan-kemungkinan
sebatang rokok dan pahit kopi
adalah jawaban atas ketidakteraturan
membaca seluruh hidup, katamu
kau hanya ingin menjadi pemuja rahasia
menerima seluruhya tanpa tergesa
memulihkan sakit di pundak yang menggetarkan pada sebuah nasib yang
tak pernah selesai kau pahami
sekali lagi
2022
Menjadi Masa Depan
Menjadi masa depan
Barangkali berani memukul rata pertanyaan-pertanyaan
Meski di lain waktu tubuhmu berlubang dan habis
Menjadi tanah yang dihidupi
Semak belukar
Pada isyarat lagu malam
Kau bertelimpuh membakar kegelisahan
Orang-orang tak pernah berhenti
Berputar mengelilingi kesunyiannya sendiri
2022
Sejumlah Catatan yang Terus Bersuara
hanya tinggal sihir angin memudarsunyi menerka ke langit-langit sejarah
senyum tak lagi tumbuh di sela waktu yang payah
orang-orang mejelma hantu
mengunci suara-suara
atas nama keadilan
Hanya tinggal tilas beku–tangis yang memar
tanah dan segala gemetar
menandai sejumlah kenyataan
mengucurkan bau anyir
di antara mimpi-mimpi yang koyak
terdiam mengeja kata
mencatat hal-hal yang keras kepala–menyembunyikan sejumlah
kegagapaan yang terus berputar
masih ada sedikit waktu
lencana dan gigir doa-doa
menjelang malam tiba
seluruhnya dari bilik pagar
menghantarmu dengan tenang
tanpa sedikit cemas
kemudian kau memilih abadi
2022
Memanjat Kemungkinan-Kemungkinan
adakah ruang tunggu selain memikirkansebuah waktu yang berubah bentukatau kota asing,
dimana hanya serak angin yang melambai pada sebuah petang
dan burung-burung pulang
ke tangkai pohon mahoni?
Tak ada celah selain bagaimana tubuhmu yang mungil
belajar menghayati cinta
meski hampir gugur di tengah perjalanan
hanya ingatan yang tersisa
di meja kerja
kesendirian menjelma racun
ia melambai ke arahmu
bermesraan denganmu
sampai waktu tiba menyala dari utara
kau hanya ingin melupakan hari ini
kota tak lagi menyimpan bahagia
dan tubuhmu hanya tempat pelarian
untuk memanjat kemungkinan-kemungkinan
barangkali masih ada kuncup doa-doa
yang benar tiba di halaman mimpimu
ketika kau tak sanggup lagi
mengatakannya kata cinta
sekali lagi
2022
One Response
Mantab paman