Madah Fatamorgana
Jangan katakan puisiku menjemukan, kekasih!
aku mengarangnya susah payah semalaman suntuk, terkantuk-kantuk
sesekali pena terlepas dari genggaman
kertas-kertas turut berserakan
aku memungutnya kembali
meski letih berperang dengan imajinasi
Jangan katakan puisiku menjemukan, kekasih!
aku menggubahnya dengan cinta setingkat dewa
syairku bukan madah fatamorgana yang senang berkelana
ia adalah rasa yang kupelihara di dalam jiwa
agar berkilau indah seperti permata
dan kau menjadi candu membacanya di bawah sinar bulan purnama
Batuputih, 03 Februari 2023
Seperti Hari Sebelumnya
Seperti hari sebelumnya, kau tinggalkan untukku rindu yang melahirkan kesedihan malam hari, menanam musim hujan dalam hati. Waktu serasa memanjang, membuka peluang rasa bosan memberikan tanda luka yang sakitnya kutanggung sendiri.
Seperti hari sebelumnya, kumasuki ruang yang muram sekali, memandangi tubuhmu menghilang di ventilasi bersamaan dengan kesiur angin dini hari. Aku sendirian lagi.
Seperti hari sebelumnya, aku meminta puisi menemaniku menanti dalam sepi, menumpu harap tinggi-tinggi dari rasa nyeri yang sengatannya meresap ke sendi-sendi.
Dan untuk hari-hari berikutnya, kau masihlah hadir sebagai ilusi yang kerap kali membuat jiwaku terluka bertubi-tubi. Perjuanganku ternyata belum usai hingga tahun-tahun telah berganti. Aku masih terjebak dalam ingin pertemuan yang tak pasti.
Pakondang, 04 Februari 2023
Rindu yang Tak Sampai
Rindu yang tak kunjung tersampaikan
kepada sang empunya
melemparku dengan batu-batu pilu
merajam, mencambuk jantung
hingga menembus qalbu
mengasingkanku pada dunia yang semu
Ini jalanku yang terlalu lamban
hingga lambat menjumpai temu
atau rindu yang menjebakku di ruang sembilu?
ini waktu yang tak ingin aku bersatu
atau jarak yang menguji agar aku setia menunggu
Sakit, jiwaku bagai terlilit sabit
hati ini meradang bak ditusuk pedang
kejam, rindu menyiksa tanpa segan
seperti virus ganas menyerang
semesta yang membentang
Perlahan, kurasakan rasa itu ingin membunuh
salahku membiarkan ia tetap tumbuh
mengizinkannya menjelajah, penuhi pikiran hingga candu
dan hidupku buntu, hanya tentang rindu yang memutari otakku.
Sumenep, 09 Agustus 2020
Mempersuntingmu Dengan Puisi
Aku memetik setangkai diksi dari hati
merangkainya dalam sesimpul puisi
untuk mempersuntingmu di kemudian hari
kita berkasih, semesta bersaksi
Sumenep, 01 Februari 2023