Sebelum Kemarau Memisahkan


Bila

bila tak ada pejam
maka engkau satu-satunya yang ingin kulihat
yang terjaga di mataku

bila tak ada tidur
maka engkau mimpi sesungguhnya
yang bisa kurengkuh
dalam nyataku

bila tak ada cahaya
maka aku akan jadi penerangmu
yang mampu menemukan titik air matamu
di sudut tergelap sekalipun

bila tak ada engkau

maka aku satu-satunya orang yang sangat kehilangan
meniadakanmu adalah cara lain untuk meniadakanku

(2022)




Kukirimkan Padamu Puisi dan Sajak

sore ini
kukirimkan padamu senja
lengkap dengan matahari yang terbenam
laut beserta pantainya

kukirimkan padamu hujan
lengkap dengan pelangi yang membentang
udara sejuk beserta desirnya

kukirimkan padamu cinta
lengkap dengan pengorbanannya
bahagia dan dukanya

kukirimkan padamu rindu
lengkap dengan jarak
dan waktunya

kukirimkan padamu puisi dan sajak
lengkap dengan hati penulisnya
yang berdarah-darah

(2022)




Sepotong Malam

aku sepotong malam yang dipetik sunyi
tetes hujan yang hanyut ke kutub utara
air kolam yang tak sengaja masuk ke telinga
salju yang menyelimuti bangkai mobil

sementara kau ujung pelangi yang tak pernah kutemukan
lintasan planet yang tak pernah kujejaki
gugusan bukit dan gunung yang sulit kudaki
lapisan langit yang tak mungkin ditempuh

(2022)




Yang Setiap Pagi Menempel di Kaca Jendela Kamarmu

rinai hujan yang menempel di kaca jendela kamarmu setiap pagi
adalah tempias rinduku yang turun deras semalaman
sebentar lagi akan menguap
kembali pada asalnya; kesunyian

adapun, yang tersangkut di pagar
mengembun di halaman
atau membasahi teras rumahmu
seperti ingin mengetuk pintu

di dalam cangkirmu
begitu dekat aku dengan bibirmu
dengan nafasmu yang seharusnya menjadi bagian nafasku

tapi aku keburu menguap
lenyap diterpa cahaya
dan cinta yang tak pernah ada

untukku

(2022)




Aku Tenggelam di Kedalaman Matamu

tatapanmu adalah laut

senja, hujan, bahkan aku tenggelam
di kedalaman matamu

sentuhmu adalah udara

menyapu lenyapkan seluruh sendu
yang menetap di hatiku

cintamu adalah langit
menerbangkanku ke ruang tak terbatas
di luasnya hatimu

kata-katamu adalah puisi
menenangkan luka di jiwaku
merangkai bahagia di hariku

sekali mengenalmu
ribuan sajak tercipta
sebentar bersamamu

aku jatuh cinta untuk selamanya

(2022)




Hujan Sebelum Kemarau


hujan adalah kita
aku rintik, kau rindunya
berteduh di halaman puisi
dan masa lalu yang enggan permisi

setia menunggu matahari
terbit dari kelopak matamu
genggamanku jangan pernah kau lepas
selama kenangan turun deras

berulangkali aku jatuh padamu
tapi kau rengkuh selalu
lantas kita menangis bersama
dalam mendung teramat gulita

hujan adalah kita
menggigil di hadapan jendela
tak henti berpelukan
sebelum kemarau memisahkan

(2022)




Sebelum Rindu Tiba

aku ingin tetap memiliki rindu
sekalipun kita telah tinggal serumah; misalnya aku di ruang tamu,
kau di dapur atau kau di halaman sedang menyiram tanaman,
aku di dalam kamar.

aku ingin tetap memiliki rindu
sekalipun kita telah tidur seranjang; misalnya aku akan memejamkan mata
sebelum kau tertidur dan aku akan bangun lebih awal darimu.

aku belajar pada rindu-rindu kecil sebelum tiba rindu yang besar;
misalnya saat aku atau kau pergi meninggalkan dunia ini terlebih dulu.

(2022)




Pluto

aku adalah planet yang melintas tidak pada orbitnya
tidak lama lagi nasibku mungkin seperti pluto
menghilang dari tatanan tata surya
aku akan sangat merindukan matahari terutama bumi di mana kau tinggal

bintang-bintang akan sulit menemukan keberadaanku
hari-hariku hanya diselimuti malam dan sunyi

gelap serta dingin menjadi musimnya

Tidak ada lagi kehidupan yang penuh mimpi

di ujung langit, aku berotasi melalui setapak kenangan
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengelilinginya
 meski gravitasi membuat air mataku tidak mudah jatuh

tetapi hukum rindu mengharuskanku melintasi alur kesedihan

sesekali aku akan menampakkan diri
mendekat pada bumi
hanya sekadar melihatmu sebelum aku
hilang seutuhnya dari semesta ini

(2022)




Bagikan:

Penulis →

Jun Desember

Lahir di Cirebon, Jawa Barat, 27 Desember 1996. Bukunya yang telah terbit Cintaku Terlalu Puisi (2020). Puisi-puisinya dimuat di beberapa antologi bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *