Dalam Tubuh Kata


Di Tepi Semenanjung

Betapa hebatnya rindu
yang berani memuncak di semenanjungmu
lantang tanpa ancaman
menyeru dari keheningan

cinta lebih hebat lagi
meraung dalam kejanggalan
menumbuh dalam kesangsian.

Kebumen, 14 Juni 2023




Ruang Ini

seperti kemarin
ruang ini tak ada suara
tak ada kata-kata
yang menerobos melalui jendela
menawarkan dirinya tentang makna kesedihan
yang sudah terlanjur menjadi ketiadaan

seperti kemarin
ruang ini senyap tanda
tentang ihwal yang nganga
membentur jiwa-jiwa
pada ketidakpastian kata
ruang ini hanya kisah senja
yang mengaburkan warnanya
yang meniadakan gulita
di atas pemakaman kita.

Kebumen, 18 Maret 2023




Merayakan Kematian

kau mungkin bahagia
ketika melihatku
diatas ranjang kematianku
dengan membawa bunga-bunga layu
yang telah kau tenun kemarin sore

kau mungkin bahagia
ketika nyawaku hilang seketika
digenggam malaikat penjaga
yang sudah mengincarku sejak kemarin

kau mungkin bahagia
sesaat ucapan terakhir
yang menghantuimu
diantara telinga-telinga.

Kebumen, 18 Maret 2023





Bayangan Bapak

Ia murni
dikenali
sebagai orang suci
sebagai penebus ruang sunyi

ia ada
dalam pokok-pokok doa
dalam tubuh kata
pada gemuruh jiwa.

Kebumen, 14 Juni 2023




Sebelum Luka

senandung bisu yang dilagukan
adalah syair jiwa yang lama terpenjara
di ruang inti bernama luka
yang lama menyiasati kata
membentur-benturkan kerengsaannya
yang telah lama mati bersama niskala.

Kebumen, 18 Maret 2023






Bagikan:

Penulis →

Jenia Xaviera

Penyair asal Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Hobi menulis puisi dan cerpen. Puisi berjudul “Teri di Laut Biru” terpilih dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan-2019. Tulisannya telah dimuat di beberapa media cetak dan online, antara lain: Republika. Magrib.id, Ruang Sastra, dll.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *