Pesta
Tidak ada yang tidak hadir.
Kain mengasah pisaunya di dapur
Nuh di ruang santai mengikuti
laporan cuaca di televisi.
Mereka pun masuk ke mobil
lalu menghilang di gang panjang
menuju ke sebuah pesta.
di sana, mata kami tertumbuk ke seorang gadis jelita
di lantai dansa, o pesonanya!
Tubuhnya dibalut dengan gaun tipis.
Kami duduk bersama para tamu
menandaskan minuman kami sampai mabuk.
Di penghujung malam
dalam perjalanan pulang
kami kembalikan tongkat si buta
yang hilang
dan kapak berdarah kepada si pembunuh.
Ini cuma sebuah pesta
seperti yang lain.
Bagaimana Engkau Menulis Puisi?
Tidak ada yang lebih mudah dibanding menulis
puisi ajaib, jika engkau, setidaknya
memiliki kekuatan atau niat baik.
Hal itu tentu bukan perkara sulit.
Tarik kabel dan ikat ke awan
dengan salah satu ujungnya menggantung.
Seperti anak kecil, naik ke atas
lalu lempar kabelnya kembali ke arah kami
dan biarkan kami sia-sia mencarimu dalam setiap puisi.
Tengah malam
Jeritan samar menyelusup lewat lubang kunci pintu. Ada bayangan tentara dengan senapan di dinding berwarna zaitun. Tengah malam, petugas datang, memanggil beberapa nama. Seseorang menggigil ketakutan. Petugas itu berkata, “Ayo.”
Pemuda itu memikirkan ibunya, “Di mana sepatuku?”
Polisi itu berkata, “Tidak ada sepatu, cepatlah.” Mereka berangkat. Suara-suara malam akhirnya gagal. Kemudian kami mendengar sepuluh peluru dalam kegelapan. Saat itulah aku diam-diam bangun dan memakai sepatunya, demi kenangan.
Dewa dan Iblis
Pada fase pertama
Mari kita bicara tentang iblis yang menolak
tunduk perintah Tuhan.
Di fase kedua
ketika iblis
terusir
dari surga.
Pada fase ketiga
Dari rasa malu Adam.
Pada fase keempat
Dari banjir.
Akhirnya muncul seorang pahlawan
mengalahkan iblis.
Seperti inilah cara Tuhan mengatur seluruh dunia.
Oh apa lagi yang harus kita bicarakan?
Pada fase kelima
Pada fase keenam
Pada fase ketujuh
Pada fase kedelapan
dll.