Aku dan Ingatan Malamku
Aku dan ingatan malamku
menulis kertas kesunyian
menukil wajah kegetiran
yang melekat pada wajahmu
Aku dan ingatan malamku
menghindar dari nyanyian angin
seperti suara klakson motor
yang melengking bising
Aku dan ingatan malamku
berpelukan mesra
menunggu mata kantuk
merencanakan pertemuan
dengan Tuhan.
Jogja, November 2023
Langit Baskara Kota Kita
Adakah baskara yang membakar hancur kenang di kening sore
Merah darah membikin perahu-perahu kecil
Tenggelam dan menyelam ke dalam perut laut
Dan kita melakukan pertemuan
Sebelum angka-angka kosong
Nyaring melengking pada akhir jam
Kota kita
hitam kenangan yang tergerus arus globalisasi
kau telah menyelamatkan banyak hal
yang membiarkanku mencintaimu
Biarkan Tuhan dan kau yang aku peluk,
Dalam sujud.
Jogja, November 2023
Menunggu Taksi
Jalan melengkung
Menikung arah senja
tanjakan menuju bukit
Di antara pohon-pohon
Dan Semak-semak
Tempat kesunyian bersembunyi
Jalan di kota kita
para taksi lebih paham harapan
Kita cukup berdoa di balik punggunya
Tanpa khawatir pada getir.
Jogja, November 2023
Perempuan di Masa Lalu
Kepada Lala
Waktu kepiluan merayap di dadaku
Ada wanita cantik yang menjatuhkannya
Seperti memukul cicak-cicak
Di dinding-dinding kamar rumah
Ia menunjukkan arah
Di antara kota-kota asing yang terbelah
Kita tak pernah bertemu
Udara telah menggantinya dengan nafasmu
Kita tak pernah duduk berdua di sebuah café
Benda-benda telah merakit wajahmu
Kita tak pernah ada dalam satu waktu
Namun denyut jantungku memanggil namamu.
Jogja, November 2023
Gerimis Macam Apa
Gerimis macam apa ini
air yang jatuh pada daun
seperti bertubi-tubi
mengingatkanku pada tangismu.
gerimis macam apa ini
aku tak bisa memberikannya nama
sementara langit membesarkan lubangnya
jatuh pada kepala kenangan kita
setelah ini aku hanya harapkan
gerai rambutmu membentuk Pelangi
membuat mataku
tak mampu berpaling pada Wanita sekeliling.
Jogja, November 2023