Gravitasi Ruang Hampa



Atnic

cinta tampak terbalik;
atnic

kepalaku menjadi dua
mataku empat

mungkin aku seekor burung surga
yang berkicau dengan letusan senjata
ledakan magma
gravitasi ruang hampa

kedua tanganku bercabang
kedua kakiku menyatu

mungkin aku sebatang pohon surga
sidratulmuntaha yang berguncang
lepaskan daun dengan nama ayah
pria yang mengotak-atik cinta di relung ibu

menjadi tampak terbalik;
atnic

(16-24)




Kemudian Hujan

bukit
pantai putih
perahu-perahu di atas pasir
awan-awan berbentuk pisau
dan senapan
malaikat-malaikat melepas sayapnya
memasang sisik-sisik dan sirip
kemudian hujan

“kami kemari untuk keluar
dari dunia ini.” suaranya
tertutupi ombak.
seakan juga ada badai
kuda-kuda yang berlari di udara
bunyi burung-burung waktu
untuk menghapus ucapannya
langit abu-abu
“kami kemari untuk keluar
dari puisi ini!”

ia ambruk.
dari kesadarannya yang setengah
ia lihat bukit bergeser
pantai telah hitam
perahu-perahu di atas angin
awan-awan menjatuhkan pisau
dan senapan
malaikat-malaikat mengenakan kembali
sayapnya yang kelabu
kemudian hujan
menguburnya bersama kata-kata
dalam puisi ini

(15-24)




Pieta
: Michelangelo

terik siang sengatan lebah
angin melahirkan debu-debu
setelah kubanting waktu
kulihat camar di udara sore hari
begitu samar sebab tak ada laut
magrib datang
seperti bintang yang merajam
setan-setan
malam tiba bersama pualam
memeram diriku
untuk bebas sebagai patung

(15-24)




Telaga

si penidur bermimpi
tentang hampa jalur setapak
yang ia lalui seperti hama
untuk sampai ke telaga

ia ambil beberapa air
dengan kedua tangannya
kemudian meneguknya

seperti memasukkan kembali nyawa
ke dalam rongga tubuhnya

seseorang yang ada dalam mimpinya
membangunkannya
seperti petir
menyentuh tengkuknya

pada keterjagaannya
ia sadar telah menjatuhkan sesuatu
ke dalam telaga itu

(16-24)




Asif bin Barkhiya, 2

melihat bintang-bintang sedang melingkar

beberapa badai mengantarku
(ia prajurit dari raja semua makhluk)
untuk mengitari sekitar

sekembalinya ke tempat semula

kutemukan jam pasir di sana
sedang menghitung usia
usia siapa?

bintang-bintang telah berpencar
maka dengan sekerlip mata
kuletakkan singgasana di hadapanmu
(kaulah raja dari seluruh raja)

kelak rayap akan memakan tongkatmu
seusai jam pasir telah menghitung|
usiamu

dan kau kembali ke tempat semula

(24)


Bagikan:

Penulis →

M. Allan Hanafi

Lahir di Ampenan, Lombok, 29 Februari 1996. Bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram, NTB. Buku puisinya berjudul Supersonik (2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *