Beginilah Segalanya Bermula



Apa yang Aku Ingin Kau Tahu

kau tak perlu tahu, kekasih
badai macam apa yang kuterjang demi bertemu denganmu
atau semengerikan apa mendung hitam raksasa yang digantungkan Tuhan
di langit pada hari aku menujumu;
jarak seratus sembilan puluhan kilometer pun bukan apa-apa

aku hanya bertekad sekadar melihatmu
sebagai ikhtiar yang menyusul doaku tiap malam
dan biarkan aku dan Tuhan saja yang tahu
pinta apa yang kubisikkan pada-Nya agar selalu tercurah untukmu

kau tak perlu tahu, kekasih
betapa pikiranku telah menjadi gila
sebab dalam perjalanan kereta kusangka kau ada di pantulan kaca
bahwa mungkin saja sesungguhnya aku terjangkit erotomania: meyakini aku kaucinta

aku hanya tak sabar bertemu denganmu
sebagai pelunas utang rindu saban hari
yang biarlah aku dan hatiku saja yang tahu
perasaan-perasaan yang kutitipkan padanya untuk dirimu

kau tak tahu, kekasih
batuk parah sepanjang malamku yang barangkali adalah mekanisme tubuh
yang barangkali pula sengaja bekerja demikian
agar dapat kutemui kau esoknya dengan anggun-elegan

kau juga tak tahu
debar hebat hatiku saat kucuci piring di wastafel
usai menyarap nasi bumbu kuning beberapa jam sebelum kita bertemu
rasanya ada yang meledak-ledak di rongga dada dan
sepanjang pengetahuanku kaulah pemicunya

apa yang aku ingin kau tahu adalah
ketidaksabaranku bertemu denganmu terjebak kemacetan kota
padahal rindu sudah nyaris pada batasnya
dan yang bisa kulakukan hanya merangkai harap di bawah terik cuaca

kekasih …
aku kalut berlari menujumu lewat tengah hari
takut waktu jadi sempit dan melihatmu pun tak jadi sempat
takut segala yang kuupayakan jadi sia-sia sebab aku datang terlambat

kekasih …
aku tak tahu apakah kau sadar aku berhenti di kejauhan
nyaliku ciut dan seketika jadi tegang meski kau satu-satunya yang kupandang
hatiku berdebar. aku hilang keberanian. kau buat perasaan ini tak bisa kukendalikan.

lalu kudengar tawamu
tawa yang keras, lepas, dan terasa akrab di telinga
hingga aku bertanya-tanya bagaimana mungkin kau yang kini masih asing
membuatku jatuh hati terlalu dalam dan sering?

aku bahagia bertemu lagi denganmu
walau kepergianmu tanpa pamit nyaris kutangisi
dan ketidakberanianku menyapamu hingga kini masih terus kusesali
namun, tak apa-apa, kekasih, sudah cukup kubawa pulang senyummu hari itu yang terpatri di dalam hatiku.

Kota K, 01 April 2023




Hal-Hal Konyol yang Kita Lakukan Ketika Jatuh Cinta

kekasih,
beginilah kurang lebih semuanya bermula:

Jumat selepas ashar teriring deras hujan
kupejamkan mata dengan tangan tertangkup dekat anak tangga
entah apa yang kupinta sore itu pada-Nya
aku tak bisa mengingat
barangkali kuinginkan esok hari
langit ‘kan cerah dan warna yang kunanti, ajaib datang tiba-tiba

namun, di pelupuk mata warna itu tak tampak rupanya
dan yang terkabul pun hanya cuaca cerah sesingkat kedipan mata
mendung syahdumulah yang justru berkeliaran di langit
dan aku bersyukur
kelabunya tak memuramkan hari terbaik

hitam-hitam yang kaukenakan, nyaris tak kusematkan dalam ingatan
sebab aku hanya sering terpaku pada jari-jemarimu
yang belakangan baru kupertanyakan
bagaimana bisa secantik dan seindah itu?

kekasih,
aku tak tahu apakah kau perlu tahu:

sebelum nantinya aku jatuh terlalu dalam
lekas kulangitkan doaku di sepertiga malam
meski pikirku hanya tentang berlabuhnya hati
bagiku keyakinan tak bisa ditawar-tawar lagi

pernahkah kau sangka aku mampir ke pangkalan data dikti,
mencari namamu, lalu kepo keyakinanmu?
atau kalau kau masih ingat tanpa angin tanpa hujan
pagi-pagi sekali kukirimi engkau salam lewat pesan
itu sebab aku hanya sekadar ingin tahu
apakah akan kaubalas salamku itu

terserah engkau nanti, kekasih
apakah tutur ini akan kaupercaya
namun, memang demikianlah adanya
lalu, agar kau makin mengerti celoteh ini
biar kusalin gores tanganku pada suatu perjalanan menujumu:
ada hal-hal konyol yang kita lakukan ketika jatuh cinta.

dan …
sekarang bagaimana?
apakah di hatimu, kekasih, aku berkesempatan ada?

Kota K, 04 April 2023




Selamanya di dalam Telaga Mataku

aku mengekor padamu
pada siang mendung itu
kita berhenti di trotoar
dengan seikat bunga dalam pelukku

aku tak tahu kenapa mengikutimu ke sana
padahal kupikir
sudahlah cukup kutatap buket bunga
berlatar reranting dan dedaunan hijau tua

ada kalanya aku takut kaukira tidak teguh hati
karena hari itu kaudapati aku terus menatapmu
dibanding memandang krisan, aster, dan hortensiaku
oh, kekasih, jadi bersemu pipi ini setiap kali mengingatnya lagi

tapi …
aku sungguh tidak menyesal memilih menatapmu
karena dengan begitu
kau tersimpan selamanya di dalam telaga mataku

Kota K, 04 April 2023




Cinta yang Merah dan Cinta yang Putih

aku memberimu cinta yang merah, kekasih
dan kau memberiku cinta yang putih
aku suka cintamu yang putih kecil-kecil dan berjejer tiga itu
tersemat bersama senyumku pada hari kita bertemu

kadang, aku memberimu cinta dengan sayap
atau bermacam bentuk cinta yang lain
tetapi aku selalu lebih suka
jika memberimu cinta yang warnanya merah menyala

akan tetapi, kekasih
sebenarnya cinta itu sendiri berwarna apa?
patutkah aku mencintaimu
dengan cinta warna ini, cinta warna itu
sementara kita pun belum tahu
apa yang Tuhan kehendaki atas hatiku dan hatimu

kalaulah nanti kita telah sama-sama tahu, berujung satu
akan tetap kuberikan cintaku yang merah padamu
lalu kau sendiri apakah akan tetap memberiku
cintamu yang putih kecil-kecil dan berjejer tiga itu?

Kota K, 04 April 2023

Bagikan:

Penulis →

Hidayatul Ulum

Alumni Universitas Negeri Malang dengan Jurusan Sastra Indonesia. Perempuan yang akrab disapa Hida ini dapat dihubungi melalui akun instagram @hida_adenanthera. Single Pantofel (Perahu Litera, 2017) adalah buku antologi cerpen pertamanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *