Rahasia Nona Anna

hidup dan kehidupan berlari mengejar kematian. —Syarifuddin Dea. * Setiap kita hendak melewati sebuah tikungan, seringkali terbersit rasa ingin tahu

hidup dan kehidupan berlari mengejar kematian. —Syarifuddin Dea. * Setiap kita hendak melewati sebuah tikungan, seringkali terbersit rasa ingin tahu

Makassar, 1939 Wangi menguar dari dapur yang letaknya terpisah dari bangunan rumah utama. Para koki dan asistennya mendorong kereta dengan

/1/ BAYANGANKU di cermin selalu sama. Sebuah potret yang tak pernah berubah meski tahun-tahun berlalu. Kemeja putih ini, dasi hitam

Menanti Cahaya Di ujung jalan kau berpesanSebelum petang kan bergegas pulangTutup bejana dan seluruh pintu rumahmuBerlindung dari segala kemelut bujuk

“APA, Bu? Aku tidak salah dengar, kan?” Junaedi bertanya dengan lantang di depan perempuan separoh baya yang tengah duduk di

SEKITAR satu setengah mil dari kota, berderet bangunan dengan struktur serupa yang dikelilingi oleh kebun dan taman bunga. Gedung-gedung itu

Inisial #1Di mana lagi setelah kehilanganmu,cinta akan tumbuh subur seperti bunga-bunga zinniayang mekar di halaman dan kau lukis di dindingkamarmu

SENJA jatuh tanpa suara, seperti kebiasaan yang tak pernah diingat orang. Langit berwarna jingga, memantulkan perasaan yang tak pernah selesai.

Cerpen →

Makassar, 1939 Wangi menguar dari dapur yang letaknya terpisah dari

/1/ BAYANGANKU di cermin selalu sama. Sebuah potret yang tak

“APA, Bu? Aku tidak salah dengar, kan?” Junaedi bertanya dengan

SEKITAR satu setengah mil dari kota, berderet bangunan dengan struktur

cermin →

Anggi Dan Tono “Tono.” “Apa?” “Beliin makanan di kantin, gih.

Masa Lalu Sungguh, kini aku adalah seekor burung yang paling

BABI Terlihat dua orang dewasa dan dua kakak beradik sedang

Rumah Baru Sepuluh menit perjalan kutempuh untuk sampai di rumah

esai →

Foto: Witjak Widhi Cahya/Komunitas Salihara (Lakon “Tanda Cinta” Teater Koma)

DI ERA kiwari, pengarang atau seniman memiliki tempat yang penting

AGAMA ISLAM datang untuk membuat perempuan dihargai seperti seharusnya. Sekarang,

(Lewat telaah sejarah Sastra Pesantren di Yogyakarta) Saat Ni Made

puisi →

Dongeng →

KISAH ini hanyalah sebuah dongeng. Sangat mungkin sekali kalian pernah

POHON itu tumbuh subur dengan batangnya yang besar dan dahannya

ALIRAN sungai mengalir tenang seperti tidak mencemaskan sesuatu. Bayangan-bayangan pohon

ADA satu rumput, tetapi ia tumbuh terlalu tinggi untuk disebut

warta →

hidup dan kehidupan berlari mengejar kematian. —Syarifuddin Dea. * Setiap

Penerbitan Antologi Puisi Menolak Korupsi 9 GAGASAN: Bukan cuma setia

NARASI tentang Karaeng Daeng Naba disusun dari potongan-potongan cerita yang

Sejak perayaan pertama Hari Puisi Indonesia, 2013, sampai perayaan ketujuh,